BANJARMASIN – Rasa bangga dan haru menyelimuti kalangan masyarakat Kalimantan Selatan. Salah satu ulama dan tokoh pendidikan Banua, Guru Adam, bersama rombongan mendapat kehormatan besar untuk menghadiri Opening Ceremony Makam Imam Al-Bukhari yang digelar oleh UNESCO di Samarkand, Uzbekistan, Selasa (28/10/2025).
Dalam momentum bersejarah tersebut, Guru Adam tak sekadar hadir sebagai tamu undangan, tetapi juga mewakili Indonesia dan Kalimantan Selatan untuk menyerahkan duplikat Kitab Sabilal Muhtadin kepada Museum Al-Bukhari — sebuah penghormatan tinggi terhadap warisan keilmuan Islam yang berakar kuat di Nusantara.
“Alhamdulillah Ya Rasulullah, hari ini saya bersama rombongan diberi kesempatan menghadiri acara pembukaan makam Imam Al-Bukhari oleh UNESCO di Samarkand. Sekaligus kami mewakili Indonesia dan Kalimantan Selatan untuk menyerahkan duplikat Kitab Sabilal Muhtadin ke Museum Al-Bukhari,” ungkap Guru Adam dengan penuh rasa syukur. Berdasarkan WhatsApp yang di terima Redaksi Kalimantan24.com
Kitab Sabilal Muhtadin karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, ulama besar asal Martapura yang hidup pada abad ke-18, merupakan rujukan penting dalam fiqih Islam di Nusantara. Penyerahan duplikat kitab tersebut menjadi simbol pengakuan dunia terhadap kontribusi ulama Banjar dalam perkembangan ilmu keislaman global.
Acara pembukaan yang diinisiasi UNESCO ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara muslim, tokoh ulama, serta akademisi internasional yang datang untuk memperingati peran Imam Al-Bukhari sebagai perawi hadits paling terpercaya dalam sejarah Islam.
Kehadiran Guru Adam dalam forum internasional itu sekaligus menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan Selatan, karena menunjukkan bahwa warisan keilmuan Banua memiliki tempat di panggung dunia.
“Ini bukan hanya penghormatan kepada Syekh Arsyad Al-Banjari, tetapi juga pembuktian bahwa Kalimantan Selatan memiliki khazanah intelektual Islam yang diakui dunia,” ujar salah satu anggota rombongan yang turut mendampingi Guru Adam.
Langkah Guru Adam menyerahkan duplikat Sabilal Muhtadin ke Museum Al-Bukhari diharapkan dapat menjadi jembatan penguatan hubungan budaya dan spiritual antara Indonesia dan Uzbekistan, serta memperkenalkan lebih luas khazanah Islam Nusantara kepada dunia internasional. ( Agus MR )