Kemampuan dan Kecerdasan Spiritual Untuk Menangkal Perilaku Buruk dan Jahat Manusia di Bumi

Banten, Kejujuran dan kesetiaan itu hanya ada di dalam batin, tidak otentik berasal dari oleh pikir. Sebab olah pikir bisa berhitung dengan untung dan rugi. Artinya, kesetiaan dan kejujuran itu tak merinci untung dan rugi. Sehingga atas dasar kesetiaan dan kejujuran untung rugi itu jadi bisa diabaikan.

Dan atas dasar kesetiaan dan kejujuran itu cinta sejati jadi bercahaya, seperti memantulkan wajah Tuhan pada  sosok yang memiliki kejujuran dan kesetiaan. Maka itu ada wajah yang cantik atau ganteng tak membersitkan cahaya ilahi sedikit pun.

Maka itu berbahagialah anda bila tetap utuh memiliki kejujuran dan kesetiaan, karena sesungguhnya bagian dari karunia Tuhan. Jadi, celakalah mereka yang tak memiliki rasa cinta dan rasa kejujuran yang harus tetap dipertahankan, dijaga, seperti merumat rasa cinta dan sikap kejujuran yang tak mesti dimiliki oleh semua orang.

Adapun landasan pijak dari kesetiaan dan kejujuran itu bersandar sepenuhnya pada komitmen, keikhlasan yang nuansa cinta. Dan keikhlasan itu sendiri hanya mungkin dimiliki oleh setiap orang yang beretika baik, bermoral bagus hingga berakhlak mulia mendekati sikap dan sifat Nabi yang mengusung tuntunan dan ajaran untuk manusia di planet bumi. Karena itu, ceritanya akan menjadi lain, ketika manusia sudah berada di dunia yang lain.

Pemahaman dan pengamalan spiritual semacam ini, sungguh sangat diperlukan manusia di era milenial sekarang ini yang semakin tergerus dan tergusur oleh peradaban moderen yang semakin gandrung mendewakan teknologi untuk mengatasi masalah hidup melalui jalan pintas -- super cepat -- hanya dengan memencet tombol tertentu banyak hal bisa berubah seketika untuk hal-hal yang baik atau hak-hal yang paling buruk.

Pemikiran bebas manusia yang semakin dimanjakan oleh artificial intelligence bisa berkembang liar dan sulit dikontrol, termasuk oleh pelakunya sendiri. Karena itu, kemampuan dan kecerdasan spiritual yang terasah tajam, menjadi satu-satunya pusat kendali yang komprehensif dengan kemampuan daya jinaknya yang ampuh untuk dilumat di dalam batin yang suci dan murni, karena ditiupkan oleh Tuhan langsung dari langit. Seperti kesetiaan, kejujuran serta keikhlasan menjaga kelestarian alam seperti yang juga tersirat dari makna rahmatan lil alamin.

Semua kerusakan tata kehidupan dan alam, akibat dari sikap abai terhadap etika, moral dan akhlak manusia yang bejat. Sehingga penegajan hukum melabrak etika seperti yang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi Indonesia, tanpa merasa bersalah dan tidak pernah sama sekali merasa berdosa.


Banten, 20 Juni 2024
Jacob Ereste :
Lebih baru Lebih lama