Alumni STIKES Abdi Persada Banjarmasin Sukses Jadi Pekerja Migran Profesional di Jepang, Lulusan Administrasi Rumah Sakit Pertama Juga Lahir


Banjarmasin, 25 Juli 2025 — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Abdi Persada Banjarmasin. Nurul Fitriah, alumni angkatan pertama kampus tersebut, kini telah bekerja secara profesional sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Jepang. Hal ini merupakan hasil nyata dari kerja sama antara STIKES Abdi Persada, Pemerintah Kota Banjarmasin, dan organisasi Kaikoukai Healthcare Corporation, Jepang dalam upaya merekrut tenaga kesehatan untuk rumah sakit di Negeri Sakura.

Program pengiriman tenaga kerja kesehatan ini merupakan inisiasi dari mantan Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina pada periode 2016 -2021 dan 2021–2024, yang mempelopori kerja sama internasional tersebut. Penempatan tenaga kerja dilakukan secara profesional, khusus hanya di rumah sakit yang sudah memiliki perjanjian kerja sama resmi, bukan sebagai asisten rumah tangga atau penjaga lansia di rumah pribadi.

“Kami bekerja secara profesional, bukan di rumah pasien. Kami ditempatkan di rumah sakit mitra kerja sama dan semua telah dipersiapkan, mulai dari tempat tinggal hingga akses ke fasilitas umum seperti kereta dan bus,” jelas Nurul Fitriah.

Persiapan Ketat Menuju Jepang

Untuk bisa bekerja di Jepang, para calon PMI harus melalui proses ketat, termasuk belajar bahasa Jepang secara intensif selama 6 bulan, mengikuti pelatihan dan menjalani dua ujian sertifikasi. Fitriah bahkan rela meninggalkan pekerjaannya dan menutup akses ke media sosial demi fokus belajar.

“Saya anggap 6 bulan itu seperti mati suri demi cita-cita ke Jepang. Harus lulus dua ujian, setelah itu baru bisa menunggu surat izin terbang dari Jepang,” ujarnya.

Tempat pelatihan berlokasi di Jalan Dharma Praja, Banjarmasin. Meski tidak menginap, para peserta mengikuti kegiatan intensif dari pagi hingga malam, khususnya menjelang ujian. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran bahwa kesempatan ini sangat berharga dan penuh tantangan.

Kata “Ganbarimasu” dan Semangat Orang Banjar

Menghadapi tantangan bahasa dan budaya kerja, Fitriah menekankan pentingnya kejujuran dan semangat dalam bekerja. Ia memperkenalkan istilah “Ganbarimasu” yang dalam bahasa Jepang berarti “semangat”, sebagai filosofi yang sejalan dengan semangat orang Banjar.

“Semangat itu bukan hanya kata-kata, tapi aksi nyata. Orang Banjar pasti setuju dengan itu,” tambahnya.

Lulusan Perdana Administrasi Rumah Sakit 

Selain sosialisasi alumni di Jepang, STIKES Abdi Persada juga merayakan momen bersejarah lainnya: lahirnya lulusan perdana Program Studi S1 Administrasi Rumah Sakit.

Beberapa mahasiswa yang telah menyelesaikan sidang skripsi dan dinyatakan lulus antara lain:

  • Nur Indriani Rahayu 
  • Anisa Salsabila
  • Melinadia
  • Fatimah Az Zakia

Mereka merupakan bagian dari angkatan pertama yang berhasil menyelesaikan studi hingga semester 8 dengan berbagai ilmu dari instansi dan praktisi luar kampus.

Pimpinan STIKES: Momentum Kebangkitan SDM Kesehatan Kalsel

Pimpinan STIKES Abdi Persada Banjarmasin, Prof. drg. Rosihan Adhani, S.Sos, MS, menyampaikan bahwa dua agenda hari ini — sosialisasi alumni yang bekerja di Jepang dan pelulusan perdana S1 Administrasi Rumah Sakit — merupakan bukti nyata komitmen institusinya dalam mencetak SDM unggul.

“Kami ingin menunjukkan bahwa STIKES Abdi Persada bukan hanya mencetak tenaga kerja untuk dalam negeri, tapi juga siap ekspor tenaga kesehatan ke luar negeri. Ini bentuk kontribusi nyata untuk Kalsel, yang memiliki 52 rumah sakit dan masih sangat membutuhkan SDM kompeten,” ujar Rosihan.

Ia juga mengajak para pimpinan rumah sakit di daerah Kalsel maupun di luar daerah untuk membuka ruang kerja bagi lulusan Administrasi Rumah Sakit. Selain itu, ia berharap dukungan pemerintah terus ditingkatkan agar perguruan tinggi di Kalsel dapat melahirkan lebih banyak tenaga kesehatan yang siap bersaing secara global. ( Agus MR )

Lebih baru Lebih lama