Maros, 16 Maret 2025 – Andi Muhammad Al Alif Ramadhan (Rama), seorang bocah asal Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, harus menghadapi kenyataan pahit sejak Februari 2023. Kedua kakinya kehilangan kekuatan, membuatnya sulit berjalan dan menjalani kehidupan seperti anak-anak seusianya. Selama dua tahun terakhir, keluarganya berjuang keras agar Rama mendapatkan perawatan medis yang layak. Namun, keterbatasan biaya dan akses layanan kesehatan menjadi penghalang utama.
Sulaiman, aktivis dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) No Viral No Justice, menyerukan agar pemerintah segera turun tangan. Menurutnya, Rama berhak mendapatkan pengobatan dan pendidikan yang layak tanpa harus terhambat oleh masalah ekonomi atau birokrasi.
"Jangan biarkan seorang anak kehilangan masa depannya hanya karena lahir di keluarga sederhana. Pemerintah harus hadir untuk memastikan akses kesehatan yang adil bagi semua warganya. Rama butuh perhatian segera sebelum kondisinya semakin memburuk," tegas Sulaiman.
Perjuangan Keluarga di Tengah Keterbatasan
Sejak awal kondisi ini terjadi, orang tua Rama telah berupaya mencari kejelasan medis dengan membawanya ke dokter spesialis. Mereka mendapatkan saran untuk mendaftarkan Rama ke program BPJS atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) agar bisa mendapatkan layanan rumah sakit rujukan. Namun, keterbatasan finansial menjadi tantangan besar.
Ayah Rama bahkan harus berhenti bekerja demi mendampingi anaknya menjalani fisioterapi dua kali dalam seminggu di RS Wahidin, Makassar. Sementara itu, tabungan keluarga semakin menipis di tengah kebutuhan hidup yang terus berjalan.
"Kami sudah berjuang selama dua tahun ini. Tapi tanpa penghasilan tetap, bagaimana kami bisa terus bertahan? Kami hanya ingin melihat anak kami kembali berdiri dan berjalan seperti dulu," ungkap sang ibu, Andi Alda Hasmiralda, dengan mata berkaca-kaca.
Tak hanya kesehatan, pendidikan Rama juga terdampak. Ia sering harus izin dari sekolah karena jadwal terapi dan pemeriksaan medis. Hal ini semakin membuat sang ibu khawatir akan masa depan anaknya.
Desakan untuk Pemerintah
Sulaiman menegaskan bahwa kasus seperti yang dialami Rama tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Ia meminta Presiden Prabowo Subianto, Bupati Maros, serta dinas terkait untuk segera bertindak.
"Negara ini tidak boleh hanya hadir di atas kertas, tetapi juga harus nyata dalam tindakan. Jangan sampai birokrasi yang rumit justru menghambat akses kesehatan bagi rakyat kecil. Rama berhak mendapatkan perawatan terbaik agar bisa kembali menjalani hidup seperti anak-anak lainnya," ujarnya.
Ada tiga tuntutan utama yang diajukan Sulaiman kepada pemerintah:
- Akses pengobatan terbaik bagi Rama dengan fasilitas memadai tanpa hambatan administrasi.
- Kemudahan layanan kesehatan bagi masyarakat kecil, khususnya anak-anak yang membutuhkan perawatan segera.
- Jaminan pendidikan bagi Rama agar tetap bisa bersekolah tanpa terganggu keterbatasan biaya dan jadwal pengobatan.
"Kami tidak meminta belas kasihan, kami menuntut keadilan! Pemerintah harus hadir untuk rakyatnya. Jangan biarkan keluarga ini berjuang sendirian. Saatnya bertindak sebelum semuanya terlambat," tegas Sulaiman.
Kasus yang dialami Rama hanyalah satu dari sekian banyak anak-anak yang menghadapi kendala serupa. Jika hari ini pemerintah tidak segera bertindak, berapa banyak lagi anak-anak yang akan mengalami nasib yang sama?
Pemerintah, bukalah mata, bukalah hati! Anak-anak adalah aset bangsa, bukan beban. Jangan biarkan impian mereka terhenti hanya karena keterbatasan ekonomi.
Kontak Informasi:
📌 Nama Ibu: Andi Alda Hasmiralda
📌 Nama Anak: Andi Muhammad Al Alif Ramadhan (Rama)
📌 Nomor HP: 0823-3121-6767
📌 Alamat: Dusun Pammanjengan, Moncongloe Mas Blok E5/14, Desa Moncongloe, Kabupaten Maros
(Tim Media)