Mandailing Natal – Nestapa tengah melanda petani di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal. Saluran irigasi yang selama ini menjadi sumber penghidupan, kini telah bertahun-tahun kering tanpa aliran air. Akibatnya, para petani mengalami kegagalan panen yang berulang, hingga terancam kehilangan mata pencaharian.
Pantauan di lapangan pada Selasa (15/07/2025) menunjukkan kondisi fisik saluran irigasi yang memprihatinkan. Struktur beton memang masih berdiri tegak, namun seluruh jalurnya kering kerontang, tanpa satu tetes air pun. Rumput liar yang tumbuh lebat di badan irigasi mempertegas bahwa sudah lama saluran ini tidak difungsikan.
“Kalau dulu irigasi ini bermanfaat, sekarang cuma jadi parit kosong. Kami cuma bisa berharap pada hujan,” keluh Ucok, salah satu petani setempat.
Persoalan ini bukan baru terjadi kemarin. Sudah bertahun-tahun keluhan disampaikan ke pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten. Namun hingga kini, tidak ada perbaikan berarti. Warga mulai kehilangan kepercayaan terhadap janji-janji yang selalu diberikan, namun tanpa realisasi.
Petani mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mandailing Natal, sebagai instansi teknis penanggung jawab infrastruktur irigasi, untuk segera melakukan rehabilitasi. Mereka juga menyoroti Dinas Pertanian dan UPT Pertanian Panyabungan Utara yang dinilai tidak peka terhadap penurunan produksi pertanian di daerah tersebut.
“Kami bosan dijanjikan. Sawah tanpa air hanya jadi beban. Berapa musim lagi kami harus menunggu?” kata seorang petani lainnya dengan nada kecewa.
Kondisi ini telah menyebabkan kerugian besar bagi para petani. Banyak lahan yang terbengkalai karena pemiliknya tak sanggup lagi menanggung kerugian akibat gagal panen. Dampak sosial dan ekonomi mulai terasa, di tengah upaya nasional menjaga ketahanan pangan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak Dinas PUPR maupun Dinas Pertanian Mandailing Natal. Warga berharap pemerintah segera bertindak dan tidak lagi tutup mata terhadap penderitaan petani.
Keringnya irigasi bukan hanya masalah teknis. Ia menjadi simbol kelalaian pengelolaan sumber daya dan abainya negara terhadap kelompok paling rentan: petani. Saat hujan tak lagi turun tepat waktu, dan air tak lagi mengalir dari irigasi, harapan para petani pun perlahan ikut mengering.
(Magrifatulloh)